Senin, 29 September 2008

AIRMATA RASULULLAH SAW...

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, " kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mu lia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk
mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencintai kita.

> SEMENIT SAJA

> Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000
> apabila dibawa ke
> masjid
> untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke
> Mall untuk
> dibelanjakan!
>
> Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun
>
> betapa singkatnya kalau kita melihat film.
>
> betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa
> (spontan) namun
> betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar
> / teman
> tanpa harus berpikir panjang-panjang.
>
> Betapa asyiknya a pabila pertandingan bola diperpanjang
> waktunya ekstra
> namun
> kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit
> daripada biasa.
>
> Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an
> tapi
> betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
>
> Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam
> pertandingan atau konser namun
> lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di
> Masjid
>
> Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu
> birahi semata,
> namun
> alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari
> ketika berpuasa.
>
> Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5
> waktu; namun
> betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada
> saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
>
> Betapa s ulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di
> dalam al qur'an;
> namun
> betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama
> kepada orang lain.
>
>
> Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh
> koran namun
> betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci
> AlQuran.
> Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat
> menghadapnya
> namun
> betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat
> kumandang azan
> menggema.
>
> Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak
> perlu untuk percaya
> atau
> berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.
> Betapa
> kita dapat menyebarkan seribu
> lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan
> FORWARD seperti api;
> namun
> kalau ada mail yang isinya tentang Allah betapa seringnya
> kita ragu-ragu,
> enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik
> pada icon
> DELETE .
>
> ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. ..?
> Sebar luaskanlah & bersyukurlah
> kepada ALLAH, YANG MAHA BAIK,PENGASIH
> DAN PENYAYANG.
> Apakah tidak lucu apabila anda tidak
> memFORWARD pesan ini. Betapa banyak
> orang tidak akan menerima pesan ini, karena anda tidak
> yakin bahwa mereka
> masih percaya akan sesuatu? ...

Rabu, 24 September 2008

Ga jelas,,,

sesuatu itu emang kadang g jelas
ga bisa ditebak dan sulit dirasakan
sesuatu yang ga jelas itu suka membingungkan
dan yang membingungkan itu biasanya ga jelas

kenapa ni tulisan bolak-balik ga jelas gitu
karena emang yang nulisnya lagi ga jelas
alias lagi bingung

setiap orang punya kelebihan dan kekurangan
ntah kenapa penulis sulit sekali mencari kelebihan diri sendiri
dan itulah yang membuat penulis bingung
klo ditanya orang suka ga jelas

mungkin ini satu tahapan menurunnya kualitas diri
klo kita tau dan mengenal sapa diri ini
pastilah kita juga tau apa yang harus kita perbuat

mungkin setiap orang mempunyai cara masing2 untuk mengenali diri mereka
begitu jg dengan sang penulis
butuh renungan yang cukup panjang
karena mengenali siapa diri kita
siapa pencipta kita
apa tujuan kita diciptakan

rasanya diri ini ingin mengingat kembali
ma'rifatullah,,
ma'rifatul insan,,
ma'rifatul islam,,,

Ya Rabb,,,,,
Engkau ciptakan hati-hati ini dengan sangat sempurna
bisa merasakan keindahan, kesedihan, duka, lara, dan cinta

tapi,,,
kenapa hati ini tidak peka??
kurang dekatkah hamba pada-Mu??
sudah banyak orang yang terluka krn sikap ini,,,
ampunilah ya Rabb,,,,,,,

Selasa, 23 September 2008

Pluto oh Pluto

Pluto,,,

the last planet,,,

si bungsu seperti driku,,

tp skrang tdk diakui sbg planet lg

krn massanya yg kecil

orbitnya yg memotong orbit planet lain tepatnya uranus

bahkan pluto dianggap sebagai pecahan dari sabuk kuiper...

oh pluto,,


malangnya nasibmu...

mudah-mudahan nasibku tdk seperti mu,,

"terasing dari saudara2 yg lain"

AstRoNomeRzz,,,

Setiap profesi adalah sebuah pilihan.
Setiap pilihan mempunyai kehidupan sendiri
Setiap kehidupan mempunyai dunia sendiri

Setiap dunia ada tawa, canda dan sedih...
Hm,,,
ga jelas nih ujungnya dimana

yah intinya,,
selamat datang di blog Astronomerz
sebenarnya bukan astronom seh,, ngaku2nya aja
karena bebrapa tahun pernah berkecimpung di dunia astronomi
dan bercita2 jd astronom (walopun amatiran),,
karena dah fall in love in astronomy,,
jadi suka ngaku2 astronom

kepada para astronom beneran
maafin ye,, bukan bermaksud ikut2an profesi anda-anda sekalian
syukur2 klo saya bisa sperti kalian jg walopun sehari2 g selalu berkutat dengan dunia astronomi...

yah,,, intinya begitu
bingung euy,,
ini blog pertama,, jadi yah,,, menggambarkan suasana hati
hati yang rindu akan dunia perbintangan dan jagad raya
karena dengan melihat bintang dan luasnya jagad raya ini
saya tau,,, betapa kecil dan tidak berharganya diri ini

betapa besarnya dan hebatnya Sang Pencipta Jagad Raya

setiap saya menjelajahi langit malam dan seisinya
betapa rindunya hati ini untuk kembali ke asalnya
untuk kembali ke langit dan menemui Sang Pencipta Hati

hm,,,,,,,,
mdh2n setiap orang yang melihat langit jg merasakan apa yang saya rasakan
bahwa kita ini tidak ada apa-apanya

yah,,,,,
gitu deh,,,,,,,,,,